Searching...

Popular Posts

Senin, 17 Juni 2013

Trip To Ampelgading, Malang: Chapter I

9:21:00 PM
Saya lupa pada saat itu hari apa, yang jelas pada saat itu adalah saat dimana kita sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir, yang notabene pikiran menjadi sumpek gara-gara memikirkan judul skripsi, jadwal kuliah tidak setiap hari. Oleh karenanya, saya dan teman-teman berencana jalan-jalan dengan biaya yang murah. Dipilihlah pergi ke Ampelgading, salah satu kecamatan yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dengan Lumajang.
Kita janjian berangkat pagi, berkumpul di kosan saya (dan kosannya Abror).

Foto bersama sebelum berangkat



Berfoto bersama (lagi) di depan gerbang kampus Brawijaya


Karena masih belum berkumpul semua, kami menunggu teman-teman yang lain yang masih belum datang di depan kampus Brawijaya.









Setelah semua sudah datang, sekitar 15 orang yang ikut (saya tidak bisa menyebutkan satu persatu), kita langsung berangkat, setelah masuk wilayah Dampit, jalan mulai menyempit dan berkelok-kelok.
Jalan yang sempit dan berkelok











Setelah sekitar 1 jam 20 menit perjalanan, kita telah memasuki wilayah Ampelgading, kita berhenti di jembatan Kalimanjing untuk istirahat dan sambil berfoto.
Berfoto di sebelah jembatan Kalimanjing

Setelah cukup untuk beristirahat, kita langsung menuju goa Tetes, masuk wilayah Pronojiwo Kab. Lumajang, dengan jarak tempuh sekitar 20 menit dari desa Tirtomarto Ampelgading.
Bayar tiket masuk ke goa Tetes tersebut cukup dengan 1500 rupiah saja per orang, tanpa adanya karcis. Padahal sebenarnya goa tersebut bagus jika dikelola, mungkin karena letaknya yang jauh dari kota Lumajang, makanya tidak terurus. Mengapa dinamakan goa Tetes?!, saya juga kurang paham, menurut analisa saya karena goa tersebut ada airnya (mungkin).
Goa Tetes
Goa Tetes
Goa Tetes






































Setelah puas bermain-main di goa Tetes, kita putuskan untuk segera pulang karena sudah mulai gerimis. Kita langsung bergegas ke parkiran untuk mengambil motor, eh ternyata tak diduga tak dinyana, motornya si Tompi ban nya bocor. Setelah menanyakan kepada tukang parkir, katanya tidak jauh dari situ ada tukang tambal ban. Meluncurlah kita ke tambal ban sembari ikut berteduh karena hujan juga kebetulan turun. (bersambung).
Berteduh di rumah tukang tambal ban

2 komentar:

  1. wah kog ga mampir nang omah ku bro

    BalasHapus
  2. lha aku no. mu ae ga duwe.. kirim via pm fb yo.. :>)

    BalasHapus